Ulat Bulu serang
Jatim
Menarik sekali beberapa daerah di jawa timur tepatnya di
Probolinggo dimana 7 kecamatan terserang hama ulat bulu yakni kecamatan Sumber
Ulu, Leces, Kedawung, Pondok Hulu, Tegasan, Malasan, dan Kerpangan diresahkan
oleh serangan ribuan ulat bulu yang terjatuh dari pohon. Fenomena yang sungguh
aneh ribuan ulat bulu berkembang di saat yang bersamaan, banyak masyarakat awam
kebingungan untuk mengatasi serangan hama ulat bulu ini. Salah satu upaya
masyarakat mengatasi serangan hama ini adalah dengan menggunakan penyemprotan
insektisida dan secara manual dengan memotong daun di pohon dan membakarnya
bersama ulat bulu. Sebenarnya ada apa dibalik fenomena ini, banyak ahli
berpendapat hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang tak menentu, perburuan
predator alaminya yaitu burung pemakan ulat, selain itu juga dikarenakan oleh
penggunaan pestisida yang berlebihan sehingga hama menjadi kebal.
Jika saya melihat fenomena ini, ada hal menarik yang mungkin
bisa dilihat, ulat bulu berkembang dari telur kupu-kupu yang berkembang menjadi
ulat dan selanjutnya menjadi kepompong dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu.
Tapi ini tidak wajar, bagaimana bisa telur-telur sampai menetas menjadi begitu
banyak ulat bulu. Apakah faktor seleksi alam telur-telur itu sudah tidak
berlaku lagi? Jika kita melihat faktor
seleksi maka kita dapat predator alami untuk telur dan ulat, semut atau mungkin
sejenis burung pemangsa ulat, dimana mereka? Yang jelas ada masalah dalam
keseimbangan rantai makanan diantara proses kehidupan kupu-kupu. Kalau kita
pikir, kupu-kupu jarang sekali meletakkan telurnya di areal pertanian warga,
terutama areal persawahan, jika karena kebal, mengapa yang terjadi adalah ulat
kupu-kupu, bukan serangga pengganggu tanaman yang lebih umum menjadi musuh
utama petani seperti wereng, belalang, tungau, dll.
Idealnya dimanakah kupu-kupu hidup?, tidak lain adalah di
daerah hutan, dimana mereka bisa meletakkan telur-telurnya yang nantinya akan
terseleksi secara alami di alam, mungkin oleh burung pemangsa atau beberapa
predator bagi telur dan ulat. Wajarkah ulat bulu tiba-tiba muncul dengan jumlah
yang tidak wajar berada di perkampungan warga?. Sungguh habitat yang tidak
seharusnya untuk kupu-kupu. Ada masalah dimana, hutan-hutan terutama di daerah
Jawa mulai terkikis, penebangan hutan yang tak terkontrol menyebabkan beberapa
habitat hewan endemik harus kehilangan tempatnya. Kemungkinan kupu-kupu
bermigrasi dan berkembang biak di daerah lain yang menurutnya cocok untuk
berkembang biak melanjutkan hidup. Mungkin kita tidak sadar dengan adanya
penebangan hutan, baik itu secara ilegal maupun tidak, salah satu bagian dari
kehidupan dari hutan juga terkikis. Kita harus memikirkan dampak tidak hanya
terhadap kondisi cuaca atau iklim atau kondisi tanah akibat penebangan hutan
sebagai penghasil oksigen, tetapi juga harus memikirkan kehidupan organisme
yang ada didalamnya karena mereka juga bagian dari keseimbangan itu seindiri.
Kupu-kupu berpindah dari habitat alaminya hutuan menuju
daerah pepohonan di perkampungan warga, di cuaca yang memang tidak menentu, di
saat waktu yang memang cocok bagi kupu-kupu untuk berkembang biak dan membentuk
komunitas baru. Faktor seleksi alam menjadi penting, tidak adanya faktor
penyeleksi seperti di hutan dan faktor migrasi mungkin adalah penyebab mengapa
ulat bulu berkembang begitu pesatnya di Jawa Timur.
0 komentar:
Posting Komentar