Pages

Sabtu, 23 Mei 2015

Pengertian dan Perbedaan Ekonomi Makro


MAKROEKONOMI
(MKK 204 / 2 SKS)


PENGERTIAN DAN PERBEDAAN EKONOMI MAKRO
Oleh :
Firdaus Marsahala Sitohang

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
2013

PERTEMUAN 1
PENGERTIAN DAN PERBEDAAN EKONOMI MAKRO

1.1  Pengertian Ekonomi Makro
lmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang membahas masalah tingkat laku perekonomian secara keseluruhan, seperti tingkat kemakmuran, keluaran barang dan jasa, total perekonomian, laju pertumbuhan dan lain-lain. Dalam pengaplikasiannya  ekonomi makro  memusatkan perhatian kepada perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut (seperti perilaku konsumsi, investasi, faktor penentu perubahan, kebijakan fiskal dan moneter, stok uang beredar, APBN, suku bunga dan utang pemerintah).

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
a.       Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Full employment adalah kondisi dimana seluruh sumber daya telah dimanfaatkan dan Under employment sebaliknya.
b.      Sejauh mana Perekonomian dalam keadaan stabil khususnya di bidang moneter. Dalam hal ini kemungkinan perekonomian mengalami Inflasi atau Deflasi.
c.       Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan. Apakah pertumbuhan ekonomi tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik atau terjadi trade off (pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan tetapi distribusi pendapatan menurun atau sebaliknya).

1.2  Perbedaan Ekonomi Makro dan Mikro
Secara sederhana Ekonomi mikro menekankan analisisnya pada prilaku individu seperti perusahaan (produsen), tenaga kerja dan konsumen dalam konteks yang lebih terbatas (industri). Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal bersama – sama individu lainnya di dalam pasar akan membentuk keseimbangan dalam skala makro (dengan asumsi semua hal yang mempengaruhi kondisi tersebut ceteris paribus).

Sedangkan ekonomi makro, fokusnya adalah bagaimana perilaku para agen ekonomi dalam konteks agregat (keseluruhan). Bila dibuat permisalan adalah hutan sebagai ekonomi makro dan pohon – pohon yang ada di dalam hutan tersebut adalah ekonomi mikro.

1.3  Sejarah Perkembangan Ekonomi Makro
Teori Ekonomi Mikro (Teori Ekonomi Klasik) memiliki asumsi bahwa struktur pasar merupakan persaingan sempurna, informasi bersifat sempurna dan simetris, input dan output adalah homogen, para pelaku ekonomi bersifat rasional dan bertujuan memaksimumkan keuntungan. Kemudian, teori ini juga berasumsi bahwa proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat tercapai seketika itu juga serta uang hanya berfungsi sebagai alat transaksi. Teori Klasik menekankan masalah ekonomi pada sisi penawaran saja. (Kenyataan ?)

Teori Ekonomi Makro lahir sebagai kritik terhadap teori ekonomi klasik akibat terjadinya Great Depression pada periode 1929-1933. Kelompok ini dipeloporin oleh John Maynard Keynes seorang ekonom Inggris melalui bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money (1936). Kaum Keynesian berpandangan bahwa struktur pasar cenderung monopolistik, informasi tidak sempurna dan asimetris. Sementara itu input dan output yang dipertukarkan juga heterogen. Uang pun tidak hanya dipandang sebagai alat transaksi belaka namun juga sebagai penyimpan nilai yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan melalui tindakan spekulasi. Dari asumsi-asumsi ini, Keynesian berpendapat bahwa peranan pemerintah dibutuhkan dalam mengelola perekonomian melalui instrument kebijakan fiskal dan moneter.


1.4  Permasalahan di dalam Ekonomi Makro dalam Jangka Pendek dan Panjang
Ada tiga masalah ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat, yaitu permasalahan tentang Inflasi, Pengangguran, dan Ketimpangan dalam neraca pembayaran.

a.      Permasalahan Ekonomi Makro Jangka Pendek
1.      Inflasi
Yang dimaksud dengan inflasi adalah suatu keadaan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus. Oleh sebab itu, kondisi semacam itu dianggap sebagai masalah dan tidak diperlukan kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan penurunan efisiensi ekonomi, dan menyebabkan perubahan output serta kesempatan kerja dalam masyarakat.

2.      Pengangguran
Pengangguran terjadi karena jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Berdasarkan tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) atau tidak. Secara teoretis perekonomian dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Di negara kita upaya untuk menekan tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak mempunyai arti jika dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.

3.      Ketimpangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ringkasan dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa (dalam bentuk ekspor atau impor) transaksi finansial, seperti pemberian atau penerimaan kredit kepada atau dari negara lain, penanaman modal di luar negeri dan transaksi-transaksi yang bersifat unilateral, seperti pembayaran transfer dari orang-orang yang tinggal di luar negeri. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran suatu negara dapat dikatakan merupakan masalah apabila ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Jika kenyataan itu terjadi, diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.

b.      Permasalahan Ekonomi Makro Jangka Panjang
Dalam jangka panjang permasalahan ekonomi makro menyangkut persoalan pertumbuhan di bidang ekonomi. Masalah ini pada dasarnya menyangkut bagaimana mengatur perekonomian agar terdapat keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.

Adapun dampak yang dapat timbul bila stabilitas Perekonomian Makro tergangggu antara lain :
a)      Rendahnya tingkat Kehidupan masyarakat
Rendahnya tingkat kehidupan terutama dilihat dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, kesehatan, dan pendidikan. Laporan UNDP 1999 menunjukkan lebih dari satu miliar penduduk Negara Sedang Berkembang (NSB) hidup dalam kondisi miskin, kekurangan gizi, dan kondisi kesehatannya yang buruk. Selain itu tingkat pendidikan umumnya masih sangat rendah, bahkan masih banyak yang buta aksara.

b)      Rendahnya tingkat produktivitas masyarakat
Rendahnya tingkat produktivitas dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto per kapita (PDB per kapita) yang rendah. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kehidupan dan terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi mereka yang berpendidikan rendah.

c)      Tingginya pertambahan penduduk
Tingginya tingkat pertambahan penduduk tersebut telah menimbulkan masalah besar, terutama berkaitan dengan penyediaan kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan kesempatan kerja.

d)     Tingginya tingkat pengangguran
Penyebab tinginya tingkat pengangguran, yaitu laju pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan kesempatan kerja. Rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja berhubungan erat dengan rendahnya tingkat penanaman modal, khususnya di sektor modern (industri dan jasa modern).

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

1.5  Macam – Macam Pasar dalam Ekonomi Makro
Istilah pasar dalam Ilmu Ekonomi menggambarkan interaksi permintaan dan penawaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi.
Siapa pelaku ekonomi ?
Pelaku ekonomi dalam ekonomi makro dibedakan atas lima kelompok yaitu, rumah tangga, atau konsumen (households), produsen (business), pemerintah (government), negara-negara lain (foreign countries), dan lembaga keuangan (financial Institutions). Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan analisi kebijakan makro. Sedangkan dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dibedakan atas dua kelompok saja, yaitu konsumen dan produsen.

Pasar dalam ekonomi makro dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a.       Pasar Barang dan Jasa
Perusahaan adalah pihak yang menyediakan berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Sektor rumah tangga, pemerintah dan luar negeri sebagai konsumennya. Misalnya, perusahaan tekstil dan produk tekstil menghasilkan berbagai macam kain, pakaian, kaos, jaket, permadani, sepatu dll. Pembelinya adalah masyarakat sebagai sektor rumah tangga, pemerintah dan sebagian lagi warga asing (sektor luar negeri) yang mengimpor barang-barang tersebut. Di pasar barang dan jasa, juga terjadi jual-beli antar perusahaan.

b.      Pasar Tenaga Kerja
Sektor rumah tangga adalah pihak yang menjadi penyedia tenaga kerja. Yang meminta tenaga kerja adalah perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Tenaga kerja tidak hanya berupa kemampuan fisik, tetapi juga keterampilan, keahlian dan mental. Untuk itu tenaga kerja dibagi menjadi 3 kelompok yaitu Tenaga Kerja terdidik (yang memiliki keahlian tinggi), Tenaga Kerja Terampil (yang mendapatkan keterampilan atau keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman dalam bekerja), dan Tenaga Kerja Kasar (Tenaga Kerja yang mengandalkan kemampuan fisik dan kurangnya pendidikan).
Yang perlu diperhatikan bahwa penawaran tenaga kerja total terhadap perekonomian, sangat tergantung kepada keputusan yang diambil oleh sektor rumah tangga. Keputusan tersebut mencakup kapan masuk angkatan kerja, berapa jam mereka harus bekerja dsb.

c.       Pasar uang ( pasar modal)
Individu dari sektor rumah tangga yang sudah mapan, mengalokasikan pendapatannya tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk ditabung dan spekulasi di pasar uang (financial market). Di pasar uang rumah tangga dapat membeli saham maupun obligasi dari perusahaan maupun pemerintah. Artinya, sektor rumah tangga menawarkan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan, yakni perusahaan dan pemerintah, dengan harapan akan memperoleh pendapatan berupa deviden atau bunga. Bila perusahaan menyatakan dirinya go publik, berarti melakukan permintaan dana baik ke sektor rumah tangga, pemerintah maupun sektor luar negeri.



Daftar Pustaka

Delliarnov. 2010. Perkembangan pemikiran ekonomi Edisi revisi. Jakarta ; Rajawali Pers
Richard G.lipsey, peter O.Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1,2.Edisi ke enam, Jakarta. Rineka Cipta



Pertanyaan diskusi :
1.      Apakah pentingnya mahasiswa Akuntansi mempelajari Ilmu Ekonomi Makro ???








Pendekatan Ekonomi
1)       Dalam penyusuan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. Menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara umum.
2)       Kriteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah  :
1.   Kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi.
2.   Pemilihan teknik-teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi.

Contoh nyata keterkaitan Akuntansi dan Ekonomi Makro :
Kerugian luar biasa yang terjadi karena krisis moneter mengakibatkan kondisi saldo laba menjadi negatif (defisit), dan untuk mengembalikan saldo laba menjadi positif, dibutuhkan waktu yang cukup lama atau tambahan setoran modal yang sangat besar. Padahal, perusahaan yang ada dalam kondisi ini masih memiliki going concern yang cukup baik. Jika hal ini dibiarkan saja, maka laporan keuangan perusahaan akan terlihat ‘tidak sehat‘. Akibatnya, perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan kredit ke bank (not bankable) atau mencari tambahan dana dari investor. Sebagai contoh misalnya, jika suatu perusahaan ada dalam tingkat risiko tertentu (misalnya dalam kondisi defisit), maka bunga bank akan menjadi lebih tinggi.

Permasalahan mikro yang disebabkan oleh permasalahan makro ini, jika tidak diselesaikan akan memperparah kondisi perekonomian makro. Oleh karena itulah diterbitkan PSAK 51 yang diadopsi dari US GAAP. Konsepnya adalah, perusahaan yang mengalami kondisi defisit karena kerugian yang luar biasa ini diijinkan untuk mengubah basis penilaian aset dan liabilitas dari historical cost ke nilai wajar (revaluasi), sehingga hasil dari revaluasi ini dapat digunakan untuk menutup defisit saldo laba (baca lagi mengenai kuasi reorganisasi di sini). Sehingga, laporan keuangan perusahaan menjadi terlihat lebih sehat. Hal ini akan mendukung kinerja perusahaan yang baik. Secara makro, rencana strategis negara untuk keluar dari krisis moneter juga tercapai.
Walaupun kuasi reorganisasi adalah perbaikan laporan keuangan secara kertas, namun berdasar informasi dari Bapepam LK, semua perusahaan di Indonesia yang pernah melakukan kuasi reorganisasi menunjukkan kinerja yang sangat baik, bahkan meningkat. Sehingga tidak ada lagi risiko bahwa perbaikan secara kertas ini tidak menunjukkan kondisi nyata perusahaan (manipulasi).

Kasus mengenai diadopsinya PSAK 51 pada era krisis moneter memperkuat pandangan bahwa akuntansi merupakan alat pengendali perekonomian makro secara mikro.

0 komentar:

Posting Komentar