MAKROEKONOMI
(MKK
204 / 2 SKS)
PENGERTIAN DAN PERBEDAAN EKONOMI MAKRO
Oleh :
Firdaus Marsahala Sitohang
Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia
2013
PERTEMUAN
1
PENGERTIAN
DAN PERBEDAAN EKONOMI MAKRO
1.1 Pengertian
Ekonomi Makro
lmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang membahas masalah
tingkat laku perekonomian secara keseluruhan, seperti tingkat kemakmuran,
keluaran barang dan jasa, total perekonomian, laju pertumbuhan dan lain-lain.
Dalam pengaplikasiannya ekonomi
makro memusatkan
perhatian kepada perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi
kondisi tersebut (seperti perilaku konsumsi, investasi, faktor penentu
perubahan, kebijakan fiskal dan moneter, stok uang beredar, APBN, suku bunga
dan utang pemerintah).
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai
berikut :
a. Sejauh mana
berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Full employment adalah kondisi dimana
seluruh sumber daya telah dimanfaatkan dan Under
employment sebaliknya.
b. Sejauh mana Perekonomian
dalam keadaan stabil khususnya di bidang moneter. Dalam hal ini kemungkinan
perekonomian mengalami Inflasi atau Deflasi.
c. Sejauh mana
perekonomian mengalami pertumbuhan. Apakah pertumbuhan ekonomi tersebut disertai
dengan distribusi pendapatan yang membaik atau terjadi trade off (pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan tetapi distribusi
pendapatan menurun atau sebaliknya).
1.2 Perbedaan
Ekonomi Makro dan Mikro
Secara
sederhana Ekonomi mikro menekankan
analisisnya pada prilaku individu seperti perusahaan (produsen), tenaga kerja
dan konsumen dalam konteks yang lebih terbatas (industri). Individu yang melakukan
kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal bersama – sama individu lainnya
di dalam pasar akan membentuk keseimbangan dalam skala makro (dengan asumsi
semua hal yang mempengaruhi kondisi tersebut ceteris paribus).
Sedangkan ekonomi makro, fokusnya adalah bagaimana perilaku para agen ekonomi dalam konteks agregat (keseluruhan). Bila dibuat permisalan
adalah hutan sebagai ekonomi makro dan pohon – pohon yang ada di dalam hutan
tersebut adalah ekonomi mikro.
1.3 Sejarah
Perkembangan Ekonomi Makro
Teori Ekonomi Mikro (Teori
Ekonomi Klasik) memiliki asumsi bahwa struktur pasar merupakan persaingan
sempurna, informasi bersifat sempurna dan simetris, input dan output adalah
homogen, para pelaku ekonomi bersifat rasional dan bertujuan memaksimumkan
keuntungan. Kemudian, teori ini juga berasumsi bahwa proses penyesuaian lewat
mekanisme pasar dapat tercapai seketika itu juga serta uang hanya berfungsi sebagai
alat transaksi. Teori Klasik menekankan masalah ekonomi pada sisi penawaran
saja. (Kenyataan ?)
Teori Ekonomi Makro lahir
sebagai kritik terhadap teori ekonomi klasik akibat terjadinya Great Depression
pada periode 1929-1933. Kelompok ini dipeloporin oleh John Maynard Keynes
seorang ekonom Inggris melalui bukunya The
General Theory of Employment, Interest and Money (1936). Kaum Keynesian
berpandangan bahwa struktur pasar cenderung monopolistik, informasi tidak
sempurna dan asimetris. Sementara itu input dan output yang dipertukarkan juga
heterogen. Uang pun tidak hanya dipandang sebagai alat transaksi belaka namun
juga sebagai penyimpan nilai yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat
untuk memperoleh keuntungan melalui tindakan spekulasi. Dari asumsi-asumsi ini,
Keynesian berpendapat bahwa peranan pemerintah dibutuhkan dalam mengelola
perekonomian melalui instrument kebijakan fiskal dan moneter.
1.4 Permasalahan
di dalam Ekonomi Makro dalam Jangka Pendek dan Panjang
Ada tiga masalah
ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat, yaitu permasalahan tentang Inflasi,
Pengangguran, dan Ketimpangan dalam neraca pembayaran.
a.
Permasalahan Ekonomi Makro Jangka Pendek
1.
Inflasi
Yang dimaksud dengan inflasi
adalah suatu keadaan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan
terus-menerus. Oleh sebab itu, kondisi semacam itu dianggap sebagai masalah dan
tidak diperlukan kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun tidak secara
otomatis menurunkan standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena
dapat mengakibatkan penurunan efisiensi ekonomi, dan menyebabkan perubahan
output serta
kesempatan kerja dalam masyarakat.
2.
Pengangguran
Pengangguran terjadi karena
jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia.
Berdasarkan tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah perekonomian berada
pada tingkat kesempatan kerja penuh (full
employment) atau tidak. Secara teoretis perekonomian dianggap mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya
digunakan. Di negara kita upaya untuk menekan tingkat pengangguran dilakukan
melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan
pembangunan ekonomi tidak mempunyai arti jika dibarengi dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.
3.
Ketimpangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah
neraca yang memuat ringkasan dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dan
penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi
yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa (dalam bentuk ekspor atau
impor) transaksi
finansial, seperti pemberian atau penerimaan kredit kepada atau dari negara
lain, penanaman modal di luar negeri dan transaksi-transaksi yang bersifat
unilateral, seperti pembayaran transfer dari orang-orang yang tinggal di luar
negeri. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran suatu negara dapat dikatakan
merupakan masalah apabila ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Jika kenyataan
itu terjadi, diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
b. Permasalahan
Ekonomi Makro Jangka Panjang
Dalam
jangka panjang permasalahan ekonomi makro menyangkut persoalan pertumbuhan di
bidang ekonomi. Masalah ini pada dasarnya menyangkut bagaimana mengatur
perekonomian agar terdapat keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan
kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
Adapun
dampak yang dapat timbul bila stabilitas Perekonomian Makro tergangggu antara
lain :
a)
Rendahnya
tingkat Kehidupan masyarakat
Rendahnya tingkat kehidupan
terutama dilihat dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti makanan,
pakaian, kesehatan, dan pendidikan. Laporan UNDP 1999 menunjukkan lebih dari
satu miliar penduduk Negara Sedang Berkembang (NSB) hidup dalam kondisi miskin,
kekurangan gizi, dan kondisi kesehatannya yang buruk. Selain itu tingkat
pendidikan umumnya masih sangat rendah, bahkan masih banyak yang buta aksara.
b)
Rendahnya
tingkat produktivitas masyarakat
Rendahnya tingkat produktivitas
dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto per kapita (PDB per
kapita) yang
rendah. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kehidupan dan terbatasnya
kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi mereka yang berpendidikan rendah.
c)
Tingginya
pertambahan penduduk
Tingginya tingkat pertambahan
penduduk tersebut telah menimbulkan masalah besar, terutama berkaitan dengan
penyediaan kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan kesempatan
kerja.
d)
Tingginya
tingkat pengangguran
Penyebab tinginya tingkat
pengangguran, yaitu laju pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibanding laju
pertumbuhan kesempatan kerja. Rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja
berhubungan erat dengan rendahnya tingkat penanaman modal, khususnya di sektor
modern (industri dan jasa modern).
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
1.5 Macam
– Macam Pasar dalam Ekonomi Makro
Istilah pasar dalam Ilmu Ekonomi menggambarkan
interaksi permintaan dan penawaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi.
Siapa pelaku ekonomi ?
Pelaku ekonomi dalam ekonomi
makro dibedakan atas lima kelompok yaitu, rumah tangga, atau konsumen (households), produsen (business), pemerintah (government), negara-negara lain (foreign countries), dan lembaga keuangan
(financial Institutions).
Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan analisi kebijakan
makro. Sedangkan dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dibedakan atas dua
kelompok saja, yaitu konsumen dan produsen.
Pasar dalam ekonomi makro dikelompokkan
menjadi 3, yaitu :
a.
Pasar Barang dan
Jasa
Perusahaan adalah
pihak yang menyediakan berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen. Sektor rumah tangga, pemerintah dan luar negeri sebagai konsumennya.
Misalnya, perusahaan tekstil dan produk tekstil menghasilkan berbagai macam
kain, pakaian, kaos, jaket, permadani, sepatu dll. Pembelinya adalah masyarakat
sebagai sektor rumah tangga, pemerintah dan sebagian lagi warga asing (sektor luar
negeri) yang mengimpor barang-barang tersebut. Di pasar barang dan
jasa, juga terjadi jual-beli antar perusahaan.
b.
Pasar Tenaga
Kerja
Sektor rumah tangga
adalah pihak yang menjadi penyedia tenaga kerja. Yang meminta tenaga kerja
adalah perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Tenaga kerja tidak hanya berupa
kemampuan fisik, tetapi juga keterampilan, keahlian dan mental. Untuk itu
tenaga kerja dibagi menjadi 3 kelompok yaitu Tenaga Kerja terdidik (yang
memiliki keahlian tinggi), Tenaga Kerja Terampil (yang mendapatkan keterampilan
atau keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman dalam bekerja),
dan Tenaga Kerja Kasar (Tenaga Kerja yang mengandalkan kemampuan fisik dan
kurangnya pendidikan).
Yang perlu
diperhatikan bahwa penawaran tenaga kerja total terhadap perekonomian, sangat
tergantung kepada keputusan yang diambil oleh sektor rumah tangga. Keputusan
tersebut mencakup kapan masuk angkatan kerja, berapa jam mereka harus bekerja
dsb.
c. Pasar uang ( pasar modal)
Individu dari sektor
rumah tangga yang sudah mapan, mengalokasikan pendapatannya tidak hanya untuk
konsumsi, tetapi juga untuk ditabung dan spekulasi di pasar uang (financial
market). Di pasar uang rumah tangga dapat membeli saham maupun obligasi dari
perusahaan maupun pemerintah. Artinya, sektor rumah tangga menawarkan dana
kepada pihak-pihak yang membutuhkan, yakni perusahaan dan pemerintah, dengan
harapan akan memperoleh pendapatan berupa deviden atau bunga. Bila perusahaan
menyatakan dirinya go publik, berarti
melakukan permintaan dana baik ke sektor rumah tangga, pemerintah maupun sektor
luar negeri.
Daftar Pustaka
Delliarnov. 2010. Perkembangan pemikiran ekonomi Edisi
revisi. Jakarta ; Rajawali Pers
Richard
G.lipsey, peter O.Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1,2.Edisi ke
enam, Jakarta. Rineka Cipta
Pertanyaan
diskusi :
1.
Apakah pentingnya mahasiswa Akuntansi
mempelajari Ilmu Ekonomi Makro ???
Pendekatan Ekonomi
1)
Dalam penyusuan teori akuntansi
menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang
diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. Menekankan pada konsep
kesejahteraan ekonomi secara umum.
2)
Kriteria umum yang digunakan dalam
pendekatan ekonomi makro adalah :
1. Kebijakan dan
teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi.
2. Pemilihan
teknik-teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi.
Contoh nyata
keterkaitan Akuntansi dan Ekonomi Makro :
Kerugian luar
biasa yang terjadi karena krisis moneter mengakibatkan kondisi saldo laba
menjadi negatif (defisit), dan untuk mengembalikan saldo laba menjadi positif,
dibutuhkan waktu yang cukup lama atau tambahan setoran modal yang sangat besar.
Padahal, perusahaan yang ada dalam kondisi ini masih memiliki going
concern yang cukup baik. Jika hal ini dibiarkan saja, maka laporan
keuangan perusahaan akan terlihat ‘tidak sehat‘. Akibatnya,
perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan kredit
ke bank (not bankable) atau mencari tambahan dana dari investor.
Sebagai contoh misalnya, jika suatu perusahaan ada dalam tingkat risiko
tertentu (misalnya dalam kondisi defisit), maka bunga bank akan menjadi lebih
tinggi.
Permasalahan
mikro yang disebabkan oleh permasalahan makro ini, jika tidak diselesaikan akan
memperparah kondisi perekonomian makro. Oleh karena itulah diterbitkan PSAK 51
yang diadopsi dari US GAAP. Konsepnya adalah, perusahaan yang mengalami kondisi
defisit karena kerugian yang luar biasa ini diijinkan untuk mengubah basis
penilaian aset dan liabilitas dari historical cost ke nilai wajar
(revaluasi), sehingga hasil dari revaluasi ini dapat digunakan untuk menutup
defisit saldo laba (baca lagi mengenai kuasi reorganisasi di sini). Sehingga, laporan keuangan perusahaan
menjadi terlihat lebih sehat. Hal ini akan mendukung kinerja perusahaan yang
baik. Secara makro, rencana strategis negara untuk keluar dari krisis moneter
juga tercapai.
Walaupun
kuasi reorganisasi adalah perbaikan laporan keuangan secara kertas, namun
berdasar informasi dari Bapepam LK, semua perusahaan di Indonesia yang pernah
melakukan kuasi reorganisasi menunjukkan kinerja yang sangat baik, bahkan
meningkat. Sehingga tidak ada lagi risiko bahwa perbaikan secara kertas ini
tidak menunjukkan kondisi nyata perusahaan (manipulasi).
Kasus mengenai diadopsinya PSAK 51 pada era
krisis moneter memperkuat pandangan bahwa akuntansi merupakan alat pengendali
perekonomian makro secara mikro.